Salut! Ini Kenapa Alasan Yogyakarta Dicintai Masyarakat Indonesia dan Dunia
TRIBUNNEWS.COM – Yogyakarta itu memang spesial, istimewa, dan selalu dicintai semua orang. Walaupun kini kehidupan mereka telah tersentuh kehidupan modern, masyarakat Jogja berhasil mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada di dalam diri mereka.
Buktinya terlihat pada keseharian masyarakat Jogja. Dari perilakunya, hampir semua orang mengakui masyarakat Jogja sangat sopan-sopan. Hal ini bahkan diakui warga negara asing yang mengunjungi Yogyakarta.
"Banyak orang yang sangat baik. Ini event yang sangat menyenangkan. Meriah sekali untuk melihat banyak orang yang menyemangati kami," kata Stephen Munghatia Mugambi (24), pelari asal Kenya yang mengikuti Mandiri Jogja Marathon 2019 pada beberapa waktu lalu.
Tak hanya sikap masyarakat Jogja saja, dari segi budaya, nilai tradisional juga masih sangat kental.
Contohnya hampir di setiap petunjuk jalan di kota pelajar ini, aksara Jawa masih digunakan. Selain itu, upacara tradisional masih sering dilakukan masyarakat Jogja.
Mulai dari upacara Sekaten, Grebeg Muludan, Siraman Pusaka, dan masih banyak lagi, yang tentu tak bisa lepas dari keberadaan Keraton Yogyakarta yang masih memegang teguh adat tradisional Yogyakarta.
Nilai-nilai tradisional masyarakat Yogyakarta juga terlihat pada acara lari marathon tahunan, Mandiri Jogja Marathon 2019.
Masyarakat yang berada di sekitar Taman Wisata Candi Prambanan, tempat berlangsungnya perlombaan ini, sangat antusias menampilkan pertunjukan tarian budaya tradisional kepada para pelari yang melintas.
"Di sini beda dengan Jakarta, orang orang tidak ada yang pakai klakson-klakson saat ada pelari. Memang ada yang beda dengan tahun lalu. Kita tahun ini melibatkan masyarakat. Kita minta untuk menyuguhkan kegiatan seni sambil menyemangati peserta. Nah, seni ini kita juga akan nilai untuk masing-masing desa, pemenang akan diberi sapi," ungkapnya.
Penari Yogyakarta yang memeriahkan ajang Mandiri Jogja Marathon 2019.
Selain suguhan seni, untuk mendukung warga masyarakat memperhatikan lingkungannya, Bank Mandiri sebagai penyelenggara juga mengadakan lomba padat karya, dimana para pemenang juga diberi hadiah sapi.
Dalam lomba padat karya, apresiasi diberikan kepada desa Wedomartani dan Umbulmartani. Untuk ragam budaya diberikan kepada desa Sukoharjo dan Tirtomartani.
Sedangkan untuk desa lainnya seperti Tamanmartani, Purwomartani, Selomartani, Widodomartani dan Maguwoharjo mendapatkan apresiasi dalam kategori hiburan.
Sementara itu, Rohmat Gunawan Sekretaris Desa Wedomartani mengaku sangat gembira dengan adanya kegiatan Mandiri Jogja Marathon 2019 kali ini.
Pasalnya banyak warganya yang saling gotong royong untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan di hari H.
Hal yang hampir mirip juga diungkapkan Retno Waluyo, Kasi Kesejahteraan desa Sukoharjo, yang desanya berhasil memenangkan kategori Ragam Budaya.
Ia mengaku pihaknya menampilkan Bregodo, dimana Bregodo tersebut bukan hanya menyambut peserta, namun juga ikut lari dari awal sampai dengan akhir.
"Tiga jam mereka ikut Marathon. Kita tidak hanya menyambut, tapi memang ikut di belakang peserta. Antusias sangat senang warga masyarakat," ungkapnya.
Dari penjabaran diatas terlihat jika nilai-nilai budaya tradisional masih sangat kuat dipegang masyarakat Yogyakarta, yang tak hanya mereka terapkan pada kehidupan sehari-hari, namun juga pada event-event yang berlangsung di Yogyakarta.
Penulis: Firda Fitri Yanda
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Salut! Ini Kenapa Alasan Yogyakarta Dicintai Masyarakat Indonesia dan Dunia, http://www.tribunnews.com/lifestyle/2019/05/07/salut-ini-kenapa-alasan-yogyakarta-dicintai-masyarakat-indonesia-dan-dunia.